Senin, 30 Oktober 2017

Ortu Tak Setuju

Pertanyaan dari seseorang yang tidak ingin disebutkan namanya (sebuat saja A).
 
Romo, saya sudah berpacaran sekitar 1 tahun. Semua berjalan baik. Kami merasa ada banyak kesamaan (ngobrolnya nyambung). 

Yang jadi kendala utama adalah kami beda keyakinan. Kami berdua sangat toleran (perbedaan keyakinan tidak menimbulkan percikan permasalahan). Hanya saja, kedua orangtua kami tidak bisa menerima hal ini. Kami berdua saling cinta dan merasa cocok, namun tidak ada yang mau pindah keyakinan. 

Kami ingin nikah dengan cara, salah satu dari kami “mengalah” saat menjalani prosedur pernikahan, tapi dalam rumah tangga nanti, kami tetap jalani keyakinan masing-masing. 

Saya sejujurnya juga agak ragu dengan pilihan ini, tapi mungkin ini solusi “terbaik”? Apa saran Romo Jayana untuk kasus kami ini? Mohon nasihatnya. Anumodana Romo…


Jawaban Romo Jayana:

Terima kasih atas pertanyaan Anda. 

Dalam agama Buddha hidup berumah tangga merupakan pilihan hidup dan hanya satu kali seumur hidup, oleh karena itu untuk memilih pasangan hidup yang serasi, seia sekata harus memiliki satu kayakinan atau satu agama, setara dalam sila, setara dalam kemurahan hati dan setara dalam kebijaksanaan pengertian. 

Untuk mencari atau memperoleh pasangan hidup yang setara tidak mudah, maka jangan terburu-buru memilih pasangan hidup, apalagi kalau orangtua tidak merestui, ini yang harus dihindari, maka sebaiknya harap ditinjau kembali dalam memilih pasangan hidup. 
 
Kita dalam menjalankan kehidupan sebagai suami istri tidak boleh berpura-pura, atau tidak tulus, hal tersebut bisa mengakibatkan hubungan suami istri yang tidak baik. Demikian semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar